Minggu, 07 Juni 2015

ASMAUL HUSNA



Allah Swt. berfirman:

“Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.) Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-A’raf/7:180)

Ayat ini diturunkan ketika ada seorang sahabat Nabi Muhammad saw. sedang berdoa seraya membaca, “Ya Rahman, Ya Rahim"(Wahai Zat Yang Maha Pengasih, Wahai Zat Yang Maha Penyayang).
Ketika mendengar itu, orang-orang musyrik langsung menyebarkan tuduhan dan fitnah bahwa Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya menyembah dua Tuhan, yaitu Ya Rahman dan Ya Rahim.
Sebagai jawaban atas tuduhan orang kafir itu, maka turunlah ayat tadi (Q.S.al-A‘raf/7:180). Dengan jelas dan tegas ayat ini menyatakan bahwa Allah Maha Esa, namun Allah Swt. memiliki sebutan lain berupa nama-nama yang indah. Indah untuk didengar, diucapkan, diterapkan, dan diteladani oleh hamba-Nya.
Allah Swt. memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang indah), seperti al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, al-Basir.Berdoalah kepada-Nya seraya menyebut Asmaul Husna, seperti ya' Alim, ya Khabir, ya Sami’, ya Basir dan seterusnya karena doa yang demikian akan lebih dikabulkan Allah Swt. Doa yang demikian juga bisa menginspirasi kita agar menjadi manusia yang ‘alim (berilmu), khabir (mau meneliti), sami’ (menjadi pendengar yang baik), dan Basir (pandai melihat kenyataan hidup).

A.   Iman kepada Allah Swt.
Allah Swt. memiliki kasih dan sayang yang begitu besar terhadap hamba-Nya. Kita boleh bermohon apa saja kepada-Nya. Syaratnya, tentu kita harus yakin akan keberadaan-Nya. Kalau kita belum yakin bahwa Allah Swt. itu ada, sudah barang tentu doa kita juga sia-sia.
Jadi, sebelum berdoa kepada Allah Swt., kita harus yakin terlebih dulu bahwa Allah Swt. dapat memberikan apa yang kita butuhkan. Itu artinya kita harus beriman kepada-Nya.
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna percaya. Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman menjadi sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintahkan kita untuk beriman, sebagaimana firman-Nya

”Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkarkepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”(Q.S. an-Nisa’/4:136)

Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. adalah dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar nama-nama indah itu dengan sebutan
Asmaul Husna.

B.   Makna Asmaul Husna
Asmaul Husna artinya nama-nama Allah Swt. yang baik. Allah Swt.
mengenalkan dirinya dengan nama-nama-Nya yang baik, sesuai dengan
firman-Nya:

“ Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya de-ngan menyebutnya Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.) Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-A’raf/7:180)

Rasulullah saw. menjelaskan bahwa nama-nama Allah Swt. yang baik (Asmaul Husna) itu berjumlah 99. Barang siapa yang menghafalnya maka Allah Swt. akan memasukkan ke dalam surga-Nya.
Pada bab ini hanya empat Asmaul Husna yang akan kalian pelajari, yaitu: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, al-Basir. Setelah mempelajari topik ini, kalian diharapkan dapat menjelaskan makna keempat Asmaul Husna tersebut, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.     Al-‘Alim
Al-‘Alim artinya Maha Mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang
gaib. Pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang
dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun
sudah diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan Allah Swt. itu tanpa batas.
Luar biasa, bukan? Agar lebih yakin perhatikan firman-Nya berikut ini.

”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (Q.S. al-An’am/6:59)

Subhanallah, luar biasa! Perlu kalian ketahui bahwa Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.Perilaku yang dapat diwujudkan dalam
meyakini sifat Allah al-‘Alim adalah kita harus terus-menerus mencari ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya. Tapi ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati. Seperti pohon padi, semakin berisi semakin merunduk.

2.     Al- Khabir
Al-Khabir artinya Mahateliti. Allah Mahateliti terhadap semua ciptaan-Nya. Allah Swt. menciptakan berjuta-juta makhluk, semuanya berfungsi sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Tidak ada satupun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah Mahateliti dalam menciptakan makhluk-Nya.
Demikian pula Allah dapat mengetahui secara detail apa yang dikerjakan makhluknnya. Dalam Q.S.at-Taubah/9:16Allah Swt. berfirman:
“... dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.at-Taubah/9: 16)
Perilaku yang dapat diwujudkan bagi orang yang percaya bahwa Allah Swt. Mahateliti adalah hendaklah kita harus waspada dan teliti betul apa yang kita lakukan atau yang akan kita lakukan. Kita harus teliti dan cermat dalam melaksanakan kegiatan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat lainnya. Orang yang teliti akan mendapatkan hasil maksimal, dan tidak akan menyesal di kemudian hari.
3.     As-Sami’
As-Sami’artinya Maha Mendengar. Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apapun yang ada di alam semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, tidak ada satu pun suara yang lepas dari pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

”... dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.al-Baqarah/2:256)

Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah Swt. yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang berbicara adalah guru atau orang tua kita. Lalu, bagaimana sikap kita jika tidak senang terhadap apa yang disampaikannya? Tentu kita harus sampaikan hal itu kepada lawan bicara kita dengan sikap dan bahasa yang santun.
As-Sami’juga bisa diteladani dengan cara menjadi orang yang peka terhadap informasi. Sebagai generasi muslim kalian tidak boleh ketinggalan informasi. Di samping itu kalian harus terus berlatih untuk dapat memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang batil.
4.     Al-Basir
Al-Basir artinya Maha Melihat. Allah Maha Melihat segala sesuatu walaupun lembut dan
kecil. Allah Swt. melihat apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta
ini dapat dipantau. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-hujurat/49:18)

Perilaku yang mencerminkan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita sendiri agar hidup menjadi lebih terarah. Sungguh hal ini sangat indah untuk diamalkan.

C.   Hikmah Beriman kepada Allah Swt.
Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena merasa dekat, dia berusaha taat, menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sungguh bahagia dan beruntung manusia yang bisa seperti ini. Jadi, orang yang beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1.      Selalu mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
”Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”(Q.S.al-Mμ’min/40: 51).

2.      Hati menjadi tenang dan tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
”(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.”(Q.S.ar-Ra’d/13: 28).

3.      Sepanjang masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa dibekali iman sepanjang usianya diliputi kerugian, sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini.
”Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”(Q.S. al-Asr/103:1-3)

Minggu, 31 Mei 2015

FILOSOFI, GURU GATRA, GURU WILANGAN, DAN GURU LAGU TEMBANG MACAPAT



1.      Maskumambang
Tembang Macapat Maskumambang mempunyai filosofi bayi atau janin yang masih dalam kandungan. Kumambang berarti “ngambang” atau samar. Maskumambang mempunyai guru gatra 4, guru wilangan dan guru lagu 12i, 6a, 8i, 8a.
Contoh tembangnya :
Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi
Enggal tulungana
Awakku kecemplung warih
Gulagepan wus ameh pejah
2.      Mijil
Tembang Macapat Mijil filosofinya adalah bayi yang sudah lahir ke dunia. Mijil sendiri memiliki arti lahir. Mijil mempunyai guru gatra 6, guru wilangan dan guru lagu 10i, 6o, 10e, 10i, 6i,6u.
Contoh tembangnya :
Damar katon aywa mati-mati
Sadega keprabon madhangi jagade
Mangka panariking reh sayekti
Ing pati pinganggih
Kautameng prabu
3.      Sinom
Sinom berasal dari kata “enom” yang berarti muda. Filosofinya yaitu waktu muda adalah waktu yang tepat untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Sinom mempunyai guru gatra 9, guru wilangan dan guru lagu 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a,8i, 12a.
Contoh tembangya :
Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan nora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Dilalah kersa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada
4.      Kinanthi
Tembang Macapat Kinanthi berasal dari kata “kanthi” yang mempunyai arti menggandeng atau menuntun. Maksudnya yaitu dituntun agar bisa berjalan dalam menempuh kehidupan di dunia. Kinanthi mempunyai guru gatra 6, guru wilangan dan guru lagu 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i.
Contoh tembangnya :
Anoman malumpat sampun
Prapteng witing nagasari
Mulat mangandhap katingal
Wanodya yu kuru aking
Gelung rusak wor lan kisma
Kang iga-iga kaeksi
5.      Asmaradana
Tembang Macapat Asmaradana berasal dari kata asmara yang berarti cinta. Cinta terhadap lawan jenis yang tentunya sudah menjadi kodrat manusia. Asmaradana mempunyai guru gatra 7, guru wilangan dan guru lagu 8i, 8a, 8e, 8a, 7a, 8u, 8a.
Contoh tembangnya :
Gegaraning wong akrami
Dudu bandha dudu rupa
Amung ati pawitane
Luput pisan kena pisan
Lamun gampang luwih gampang
Lamun angel, angel kalangkung
Tan kena tinumbas arta
6.      Gambuh
Tembang Macapat Gambuh berasal dari kata “jumbuh” yang berarti cocok atau setuju. Kalau sudah cocok, maka dijodohkanlah antara laki-laki dan perempuan yang sudah mempunyai rasa saling cinta tersebut. Gambuh mempunyai guru gatra 5, guru wilangan dan guru lagu 7u, 10u, 12i, 8u, 8o.
Contoh tembangnya :
Ana pocapanipun
Adiguna adigang adigung
Pan adigang kidang adigung pan esthi
Adiguna ula iku
Telu pisan mati sampyoh
7.      Dhandhanggula
Tembang Macapat Dhandhanggula mempunyai filosofi orang yang sedang bahagia dalam hidupnya karena telah berkeluarga dan hidup berkecukupan. Dhandanggula mempunyai guru gatra 10, guru wilangan dan guru lagu 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a.
Contoh tembangnya :
Dhuh kusuma ingkang milangoni
Buron anem ingkang sobeng wana
Yen panggih sun arasane
Sumber gung ngisor gunung
Wreksa langking sisaning agni
Sun sandhang pinarenga
Nedya amemanah
Wit saking tresnaning manah
Surya ratri wong kuning sun kawulani
Sun andhep saben dina
8.      Durma
Tembang Macapat Durma berasal dari kata “darma” yang mempunyai maksud hidup yang sudah berkecukupan, maka akan timbul rasa untuk saling memberi dan membantu terhadap sesama. Durma mempunyai guru gatra 7, guru wilangan dan guru lagu 12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i.
Contoh tembangnya :
Kae manungsa golek upa angkara
Sesingidan mawuni
Nggawa bandha donya
Mbuwang rasa agama
Nyingkiri sesanti ati
Tan wedi dosa
Tan eling bakal mati
9.      Pangkur
Pangkur berasal dari kata “mungkur” yang berarti pergi. Maksudnya yaitu pergi meninggalkan hawa nafsu dan angkara murka. Pangkur mempunyai guru gatra 7, guru wilangan dan guru lagu 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i.
Contoh tembangnya :
Wuryanta denya manitra
Dina isnen wayah jam sanga enjing
Madilawal ping sepuluh
Nuju mangsa kalmia
Ing prang bakat taun dal sangkalanipun
Atmaja hyang girinata
Mulang mring punggawa mantri
10.  Megatruh
Berasal dari kata “megat” yang berarti putus dan “ruh” yang berarti jiwa/roh. Maksudnya yaitu putusnya atau perginya ruh dari jasad karena sudah waktunya untuk kembali ke Sang Pencipta. Megatruh mempunyai guru gatra 5, guru wilangan dan guru lagu 12u, 8i, 8u, 8i, 8o.
Contoh tembangya :
Sigra milir sng gethek sinangga bajul
Kawandasa kang njageni
Ing miwah sakehing mungkur
Nutugake nggenya plesir
Sang gethek lampahnyo alon
11.  Pocung
Pocung berasal dari kata “pocong” yang maksudnya setelah seseorang meninggal, maka akan dibungkus kain mori yang disebut dipocong. Pocung mempunyai guru gatra 4, guru wilangan dan guru lagu 12u, 6a, 8i, 12a.
Contohnya tembangnya :
Ngelmu iku kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara