Minggu, 25 Januari 2015
JENIS-JENIS TERMOMETER
Termometer dibagi menjadi
tiga, yaitu termometer zat cair, termometer bimetal, dan termometer kristal cair.
a.
Termometer zat cair
Secara umum, benda-benda di alam akan memuai (ukurannya
bertambah besar) jika suhunya naik. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk membuat
termometer dari zat cair. Zat cair yang digunakan umumnya raksa atau alkohol jenis
tertentu. Raksa memiliki keistimewaan, yaitu warnanya mengkilat dan cepat
bereaksi terhadap perubahan suhu. Selain itu, raksa membeku pada suhu rendah
(-38 °C) dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari 350 °C) sehingga dapat
mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat beracun,
sehingga berbahaya jika termometer pecah.
Alkohol untuk pengisi termometer biasanya diberi pewarna
biru atau merah. Rentang suhu yang dapat diukur bergantung jenis alkohol yang
digunakan, contohnya:
·
Toluen, dengan rentang -90 °C hingga 100 °C
·
Ethylalcohol, dengan rentang -110 °C hingga 100 °C
Alkohol tidak seberbahaya raksa dan mudah menguap, sehingga lebih aman digunakan sebagai pengisi
termometer.
Beberapa termometer yang menggunakan zat cair :
1) Thermometer laboratorium
Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai
110°C menggunakan raksa, atau alkohol seperti ditunjukkan pada gambar.
2)
Termometer
suhu badan
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan
manusia. Skala yang ditulis antara 35 °C dan 42 °C. Pipa di bagian bawah dekat
labu dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti akibat raksa tidak segera
turun ke labu/reservoir.
b.
Termometer bimetal
Perhatikan dua logam yang
jenisnya berbeda dan dilekatkan menjadi satu pada gambar. Jika suhunya berubah,
bimetal akan melengkung. Mengapa? Karena logam yang satu memuai lebih panjang
dibanding yang lain. Hal ini dimanfaatkan untuk membuat termometer.
c.
Termometer kristal cair
Sabtu, 24 Januari 2015
METABOLISME SEL
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di
dalam tubuh sel makhluk hidup. Metabolisme disebut reaksi enzimatis karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Metabolisme terdiri
atas reaksi pembentukan/sintesis/anabolisme seperti fotosintesis dan reaksi
penguraian/katabolisme seperti respirasi. Enzim mengarahkan aliran materi
melalui jalur-jalur metabolisme dengan cara mempercepat tahapan reaksi secara
selektif.
A. Bernapas
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi
secara otomatis meskipun dalam keadaan tertidur. Itu dikarenakan sistem
pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Proses bernapas melalui dua
tahapan yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.
1. Fase inspirasi
Fase ini
berupa berkontraksinya otot antara tulang rusuk hingga rongga dada membesar.
Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru.
2. Fase ekspirasi
Fase ini
merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi
semula yang diikuti turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi lebih
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan di luar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbondioksida keluar.
B. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan perubahan energi cahaya
menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra
merah, dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.
Pada proses fotosintesis yang terjadi dalam
daun, terjadi reaksi kimia antara senyawa air
dan karbondioksida
dibantu oleh cahaya
matahari yang diserap oleh klorofil menghasilkan oksigen
dan senyawa glukosa
. Glukosa adalah makanan bagi tumbuhan. Oksigen yang
dihasilkan pada proses fotosintesis sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan.
C. Respirasi
Respirasi, yaitu suatu proses pembebasan energi
yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan
oksigen. Dari respirasi, dihasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan,
seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi
pada Glukosa, reaksi sederhananya:
D. Sistem
Pencernaan
Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan
mengalami perombakan dari molekul kompleks menjadi molekul sederhana.
Perombakan ini akan menghasilkan sejumlah energi. Zat makanan yang berperan
sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
1. Metabolisme pencernaan
karbohidrat dalam tubuh
Karbohidrat setelah di cerna
di usus akan di serap olaeh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida.
Monosakarida di bawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati dan sebaian
lainnya di bawa ke sel jaringan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen,
dioksidasi menjadi
dan
, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke bagian
tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas
bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat
sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika
banyak kegiatan, banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot sehingga
kadar glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan
menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi
(dalam bentuk energi kimia).
Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah,
yaitu:
a. hormon insulin, dihasilkan
oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah.
b. hormon adrenalin, dihasilkan
oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah.
2. Metabolisme pencernaan
protein dalam tubuh
Di dalam tubuh, protein
diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim
yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein,
antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin, karboksi peptidase, dan amino
peptidase.
Protein yang telah dipecah
menjadi asam amino, kemudian diabsorpsi melalui dinding usus halus dan sampai
ke pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk ke dalam pembuluh darah, asam
amino tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan. Sebagian lain,
mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati. Proses
pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Cermati skema
berikut untuk dapat memahami proses metabolisme protein dalam tubuh.
Protein tidak dapat disimpan
di dalam tubuh sehingga kelebihan protein akan segera dibuang atau diubah
menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung nitrogen
akan dibuang bersama air seni dan zat sisa yang yang tidak mengandung nitrogen
akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein dapat
menghasilkan energi 4 kalori. Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan
pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organ-organ tersebut lebih
berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui air seni.
Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein pun tidak
baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi bersamaan dengan
kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger
Oedema (HO). Ada dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor dan marasmus.
3. Metabolisme pencernaan lemak
dalam tubuh
Di dalam tubuh, lemak
mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol
dengan bantuan enzim lipase. Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan.
Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu membentuk
senyawa, seperti sabun. Selanjutnya, senyawa tersebut akan diserap jonjot usus
dan akan terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Asam lemak tersebut akan
bereaksi dengan gliserol membentuk lemak. Kemudian, diangkut oleh pembuluh
getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri. Selanjutnya, ke
pembuluh balik bawah selangka kiri.
Lemak
dikirim dari
tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan
gliserol. Selanjutnya, gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogen.
Asam lemak akan diubah menjadi asetil
koenzim.
Gangguan metabolisme berupa
tertimbunnya senyawa aseton yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Kesulitan bernapas terjadi karena meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah
yang tertimbun. Kelainan
ini dinamakan asidosis.
Langganan:
Postingan (Atom)