1. Asal Muasal Nama “Borobudur”
Selama berabad-abad lamanya, Borobudur
telah terkubur begitu saja di dalam sebuah gundukan tanah. Namun pada
tahun 1814, Gubernur Jendral Inggris yang saat itu tengah menjabat,
Thomas Stamford Raffles, mulai memperhatikan Borobudur. Raffles jugalah
orang pertama yang menuliskan nama “Borobudur” dalam bukunya yang
berjudul “History of Java”. Hingga kini, tak ada seorang pun yang
mengetahui asal mula nama candi yang saat terkubur dalam gundukan tanah
itu justru terlihat menyerupai sebuah bukit penuh semak belukar yang
ditumbuhi oleh banyak pepohonan.
2. Bahan Dasar dan Teknologi yang Digunakan
Kemisteriusan Borobudur juga diakui oleh
Purnomo Siswoprasetjo yang merupakan Direktur Utama dari Taman Wisata
Candi (TWC) Brorobudur Prambanan Ratu Boko (Persero). Purnomo
menjelaskan salah satu misteri yang masih menyelimuti Borobudur adalah
bagaimana cara pembangunannya. Sebab asal muasal bebatuan besar yang
menjadi bahan dasar pembuatan candi serta teknologi yang digunakan untuk
mengangkat serta menyusun batu-batu tersebut hingga dapat menghasilkan
suatu bangunan megah yang menakjubkan tersebut hingga kini masih menjadi
sebuah misteri yang belum terpecahkan.
Bukan hanya itu, menurut sejumlah
arkeolog, tempat pengukiran dan pemahatan batu juga masih menjadi tanda
tanya besar yang hingga kini belum dapat terpecahkan. Mereka masih
mencari-cari “bengkel seniman” untuk memastikan tempat pengukiran dan
pemahatan bebatuan yang berukuran sangat besar dan berjumlah sangat
banyak tersebut.
3. Lokasi Candi Borobudur adalah Danau Purba?
Sadar atau tidak, jika kita perhatikan
lokasi Candi Borobudur ternyata berada di tempat yang “tak biasa”. Ia
berada di atas bukit yang dikelilingi oleh dua pasang gunung kembar,
yaitu Gunung Sindoro-Sumbing dan Merbabu-Merapi. Padahal, candi-candi
lainnya hanya dibangun di tanah datar biasa. Sebetulnya pada tahun 1931,
seorang seniman dan pakar arsitektur Budha bernama W.O.J. Nieuwnkamp
sempat mengajukan sebuah teori yang menyatakan bahwa Daratan Kedu (yang
merupakan lokasi Borobudur menurut legenda Jawa) merupakan sebuah danau
purba. Menurutnya, Borobudur dibangun berdasarkan lambing bunga teratai
yang mengapung di atas permukaan danau. Namun hipotesanya masih menjadi
perdebatan para ilmuwan saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul “The Geology of Indonesia”,
seorang ilmuwan bernama Van Bemmelen juga menyebutkan bahwa
piroklastika dari Merapi yang pernah meletus secara besar-besaran pada
tahun 1006 tersebut telah menutupi danau Borobudur sehingga membuat
danau tersebut menjadi kering dan lenyap dalam sejarah.
Purnomo (Direktur Utama dari Taman
Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) yang telah
disebutkan pada poin 2) juga memberikan pendapatnya tentang dugaan
Borobudur yang dibangun di tengah danau purba ini. Menurutnya di sekitar
candi terdapat sebuah sumur berair asin. Namun sumur asin tersebut
tidak terletak di seluruh daerah, hanya di beberapa titik tertentu saja.
Ia juga menyebutkan bahwa pertanyaan Van
Bammelen tersebut sangat menarik perhatian para ilmuwan asing sehingga
membuat mereka berdatangan dan melakukan penelitian khusus untuk
mengungkap kebenaran danau purba yang masih menjadi misteri tersebut.
Biasanya mereka tinggal selama satu hingga dua minggu di situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar